Jumat, 20 Juli 2012

LES PRIVATE BAHASA INGGRIS DI DENPASAR, BADUNG, DAN TABANAN

Sabtu, 21 April 2012

Sinopsis Rooftop Prince Episode 3

Nenek dengan penuh semangat mengumumkan kalau Tae-yong telah kembali padahal sebelumnya dikira sudah meninggal. Tae-mu kaget sekali, sebab dialah orang yang telah membunuh Tae-yong.
Secara alami, Pangeran Yi Gak tidak tahu siapa orang2 ini dan memindahkan tangan nenek dari tangannya, sambil mengatakan kalau nenek salah orang. Nenek berkeras kalau Yi Gak adalah Tae-yong. Karena itulah, dia pasti kenal neneknya.
Yi Gak merasa kesal karena sikap nenek dan mengatakan kalau dia belum pernah melihat nenek sebelumnya. Nenek memukul dada Yi Gak, meminta Yi Gak agar dia sadar dan secara mengejutkan, Yi Gak mendorong nenek. Tae-mu melangkah maju dan menarik baju Yi Gak, bertanya siapakah Yi Gak sebenarnya.
Di luar rumah, Park-ha mendekati saudara tirinya. Se-na, seperti biasa, berusaha mengusir Park-ha – dia tidak terima kalau Tae-mu melihat Park-ha lagi. Teriakan pangeran menggema di udara dan anak buah pangeran sadar akan arti teriakan itu. Mereka berlari masuk ke dalam rumah berteriak: Pangeran! Saat itu pula, Tae-mu akan mendorong Yi Gak ke dinding. Yong-sool (Pria Biru) menarik sang penyerang dan melempar Tae-mu ke peti kaca, yang membuat nenek pingsan.
Para anak buah pangeran, mengamankan Yi Gak dan Park-ha tergagap melihat kekacauan yang terjadi, Tae-mu mengusir Park-ha dengan penuh amarah.
Saat mereka berkendara, Park-ha memarahi Yi Gak karena berkelahi ketika sedang bekerja. Park-ha juga mengingatkan Yi Gak kalau dia sudah memperingatkan Yi Gak berhenti menggunakan kata2 itu seperti ‘Keji’ dan ‘Bajingan!’ – sebab orang2 cenderung marah saat disebut seperti itu.
Dan apa yang dilakukan ketiga pria lainnya di bak belakang mobil? Mereka menempelkan wajah mereka ke jendela kaca, melihat penuh simpati pada pangeran mereka yang dimaki-maki Park-ha.
Yi Gak berkata kalau Park-ha terlalu cerewet, tapi Park-ha malah menginjak rem keras2 saat lampu merah dan mengalihkan pandangan pada Yi Gak, yang membuatnya ketakutan. Park-ha memperingatkan Yi Gak agar tidak berkeliaran menggunakan banmal dan memanggil orang lain dengan nama mereka.
Yi Gak tidak terima dimarahi seperti itu. Jadi dia menyelamatkan kehormatannya dengan menunjuk lampu jalan yang sudah berubah hijau dan menyuruh Park-ha untuk jalan.
Nenek meratapi pertengkaran itu, mengatakan kalau sesuatu telah terjadi pada Tae-yong dan mereka seharusnya berbicara dengan tenang padanya. Tae-mu mengatakan kalau pria itu bukan Tae-yong tapi nenek yakin kalau dia benar. Nenek mengatakan kalau Tae-yong berusaha mencari jalan pulang. Nenek bahkan memerintahkan Tae-mu membawa Tae-yong kembali. Kemudian nenek berubah pikiran. Dia akan menyuruh sekretarisnya, Se-na, untuk membawa Tae-yong kembali. Tae-mu terlihat putus asa, sedangkan nenek memerintahkan Se-na membawa petugas pindahan itu padanya.
Park-ha mencari-cari pakaian baru di kotak baju donasi di dekat rumahnya, untuk diberikan pada Man-bo, Chi-san, Yong-sool, dan tentu saja Yi-gak. Park-ha mengatakan kalau pakaian mereka yang sekarang memancing pandangan aneh. Yi-gak terlihat kesal waktu Yong-sool menerima kaos dari Park-ha, dan senang waktu Man-bo menolak dan lebih memilih baju yang dipakainya.
Man-bo yang sudah bosan akhirnya mulai mencari-cari baju sendiri dan Chi-san sudah sangat ingin berganti – Park-ha harus menghentikannya sebelum dia melangkah ke jalanan. Selera Chi-san perlu dipertanyakan, sebab dia mengambil setelan berwarna kuning. Man-bo: tapi apa setelan itu tidak terlalu mencolok? Chi-san: Apa yang salah dengan mencolok?
Yi-gak sebenarnya tidak suka diabaikan. Soalnya, waktu Park-ha berbalik padanya, Yi-gak seolah-olah sudah siap dipilihkan baju. Tapi Park-ha berubah pikiran – biarkan saja, salah satu dari mereka bisa mengenakan baju olahraga. Toh, sudah tidak terlihat aneh lagi. Hijau, Biru, dan Merah mulai melangkah pergi, senang dengan baju2 pilihan mereka. Sedangkan Yi-gak tetap berdiri di sebelah tempat donasi. Dia kemudian menarik sebuah baju berwarna hitam, tapi selanjutnya mengembalikannya ke tempatnya,. Dia mulai bersikap cuek lagi. Berikutnya, kotak sepatu. Sekali lagi Yi-gak berpura-pura kalau dia tidak tertarik, padahal dia sebenarnya melirik sepatu2 yang ada. Park-ha menemukan sepasang sepatu untuk Yong-sool dan kemudian Chi-san datang berlari sambil membawa temuannya: boot yang cocok bagi seorang raja. Yang lainnya memberikan pujian pada penemuan Chi-san itu. Padahal sebenarnya hanya boot biasa. Tae-mu memikirkan kembali pertemuannya dengan Park-ha dan meminta anak buahnya untuk melacak keberadaan Park-ha. Ini masalah pribadi jadi anak buah Tae-mu itu berjanji akan menjaga rahasia. Park-ha membawa para pria Joseon ke sebuah gedung dan memerintahkan mereka berganti pakaian di toilet. Tapi dia tidak memberitahu toilet itu dimana. Saat mereka jalan, sebuah lift terbuka yang membuat Yong-sool melompat waspada. Tapi Man-bo tetap tenang dan mengingatkan kalau mereka sudah belajar tentang benda seperti itu tempo hari.
Chi-san melihat ke dalam lift yang kosong, ada empat dinding dan menyarankan: aku rasa kita bisa berganti pakaian disini. Wkwkwkwk… polos banget! Lift ini membawa mereka ke lantai tiga: ruang aerobik!
Para wanita yang menunggu di depan lift berteriak melihat keempat pria Joseon yang berganti baju di dalam lift. Bahkan ada yang mendekat dan pria2 di dalam lift sangat trauma! Mereka cepat2 memakai pakaian, sebelum pintu terbuka lagi. Tapi tidak cukup cepat. Naik dua lantai, dan anak sekolah yang sedang bercanda di depan lift melihat pemandangan yang sama. Para gadis itu berteriak: Daebk! Lalu mengeluarkan kamera mereka. Mereka melempari pria yang membawa makanan ringan dan berteriak: pengganggu! Park-ha merasa khawatir dan masuk ke dalam gedung mencari pria2 Joseon. Dia bertanya pada satpam: Apa kau melihat empat pria aneh? Penjaga itu menunjuk ke kamera keamanan, di dalam lift. Jadi ketika pintu terbuka, Park-ha sudah berdiri kesal dihadapan mereka. Anehnya, mereka terlihat tenang. Meski begitu, rasa tenang Yi-gak keluar lewat teriakan kesalnyanya. Yi-gak: Kenapa kau begitu lama?!!! Saat mereka melewati istana Changdeokgung lagi, Yi-gak berkeras agar Park-ha berhenti. Park-ha punya hal yang lebih penting ketimbang membobol pintu istana yang sudah ditutup, jadi dia melanjutkan perjalanan untuk melakukan pekerjaannya. Yi-gak tentu saja diam, menolak bekerja. Park-ha akhirnya menemukan caranya: jika Yi-gak mau bekerja, dia akan membawanya ke istana.
Ajaib. Yi-gak bersumpah kalau dia akan bekerja keras, bergabung dengan yang lain membersihkan toko. Lucunya, Chi-san, Man-bo, dan Yong-sool mencoba mengambil semua pekerjaan Yi-gak agar dia tidak bekerja. Mereka mengambil alih barang bawaan Yi-gak dan berjanji akan bekerja ekstra keras. Tae-mu melacak keberadaan Park-ha hingga di toko dan melihat dari kejauhan ketika para pria Joseon sedang bersih2. Yi-gak bekerja dengan rajin hingga tangannya terluka oleh rak baja, yang membuat ketiga pria lainnya histeris saat melihat darah. Man-bo meminta Yi-gak mengangkat tangannya tinggi2 (aku juga sering melakukan ini kalau tangan lagi terluka), jadi dia bisa menahan darahnya sejauh yang dia bisa.
Park-ha tertawa dan pergi ke apotek, dan mengenali Tae-mu yang berdiri disana, dia minta maaf atas kejadian sebelumnya. Mereka minum kopi bersama dan Park-ha mengatakan dia akan mengganti rugi atas kerusakan yang ada, tapi Tae-mu mengatakan kalau hal itu tidak perlu. Tae-mu bertanya soal karyawan Park-ha yang berbaju merah, dan Park-ha hanya mengatakan kalau dia hanya pekerja biasa dan memberikan jaminan kalau dia belum pernah ke rumah Tae-mu sebelumnya. Tae-mu meminta kalau seandainya Park-ha mendapat telpon yang menyuruh pekerja berbaju Merah dibawa ke rumah nenek, maka Park-ha harus menjawab kalau dia tidak tahu dimana pekerja itu. Tae-mu cukup pintar menangani masalah ini dengan mengatakan pada Park-ha kalau kerusakan itu memerlukan uang ganti yang banyak. Jadi kalau Park-ha bisa memenuhi permintaannya, maka dia akan mengurus kerusakan itu sendiri. Lalu Tae-mu memberikan kupon mahal dari perusahaannya, menyebutnya sebagai bagian dari event promosi perusahaan. Se-na tiba di dekat rumah Park-ha mencari saudara tirinya itu. Dia diberitahu alamat itu oleh ibunya. Se-na melewati Yi-gak, yang masih menaikkan tangannya tinggi, tapi karena Yi-gak tidak lagi berbaju merah, dia tidak mengenalinya. Setelah menemukan Park-ha, Se-na bertanya informasi soal si baju Merah. Park-ha menjawab kalau dia tidak tahu nama orang itu atau tempat tinggalnya, soalnya dia hanya pekerja harian.
Park-ha memberikan perban pada luka Yi-gak, yang terlihat kesakitan. Wkwkwkw… Se-na dan Tae-mu makan malam. Se-na bertanya apakah si baju Merah memang mirip sepupu Tae-mu yang sudah lama hilang. Tae-mu berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia juga mengatakan kalau sudah dua kali nenek mengatakan kalau dia melihat Tae-yong.
Tae-mu sepertinya punya perasaan yang tulus pada Se-na. Dia bahkan mengatakan ingin mengajak Se-na liburan ke London, untuk menemuinya ibunya disana. Tapi Se-na menolak, dan mengatakan kalau dia masih bisa menemui ibu Tae-mu saat dia kembali ke Korea. Sedangkan di rumah, Park-ha mengajari para pria Joseon huruf Hangul!
Keesokan harinya, Park-ha mengajak Yi-gak ke istana, sesuai janji. Istana penuh dengan turis, tapi bagi Yi-gak, tempat itu punya arti yang mendalam. Para pengunjung seolah-olah menghilang saat Yi-gak memandangi kolam dimana dia kehilangan tuan putri. Park-ha menemukan Yi-gak sedang menangis di pinggir kolam, meski begitu dia mengabaikan air mata Yi-gak dan menawarinya kopi. Yi-gak menyesap kopinya dan gemetar merasakan betapa pahitnya kopi itu.
Park-ha menerima telpon dan dia harus pergi ke suatu tempat dengan kereta. Dia harus menarik Yi-gak menaiki benda metal berjalan itu. Ketika kereta berjalan, Park-ha mulai bicara dengan bahasa modern. Dia bertanya kenapa Yi-gak menangis sebelumnya dan Yi-gak batuk2 karena saking malunya, mengatakan kalau kopi itu membuatnya menangis. Park-ha mengatakan kalau Yi-gak sudah menangis sebelum itu dan Yi-gak akhirnya menunjukkan kepanikan: Park-ha tidak boleh mengatakan ini pada anak buahnya. Mereka tidak boleh tahu dia menangis! Park-ha menguasai situasi dan menggunakan itu sebagai ancaman agar Yi-gak berhenti menggunakan bahasa kuno-nya lagi. Yi-gak menurut dan memesan makanan dengan gaya bicara Park-ha.
Mereka tiba di tempat tujuan untuk bertemu kenalan Park-ha. Ternyata dia punya janji dengan petani strawberry untuk menjualnya di tokonya. Sayangnya, Park-ha tidak mendapat memo yang memungkinkannya mendapat harga murah. Jadi dia harus memetik sendiri, yang memerlukan tangan yang banyak! Park-ha punya tangan tambahan tapi dia harus mengancam mengusirnya dari rumah dulu agar mau bekrja. Yi-gak menolak bekerja, meninggalkan Park-ha memetik buah sendirian, yang bergumam kalau dia akan mengusir Yi-gak. Pangeran berkeliaran di kota, berhenti untuk membaca tanda yang ditulis dalam huruf Hanja, yang jatuh dan pecah di tanah. Penduduk yang lewat memandangi Yi-gak, dan Yi-gak membela diri dengan mengatakan kalau bukan dia yang melakukannya, dengan bahasa modern tapi dengan intonasi saeguk. Berikutnya, Yi-gak duduk dengan kuas dan tinta kaligrafi. Pada awalnya warga yang marah terlihat kesal, tapi saat Yi-gak mulai menulis, mereka terpesona pada indahnya tulisan Yi-gak. Dia tidak hanya mengganti tanda itu tapi juga menciptakan karya seni.
Yi-gak kembali ke kebun buah dengan senang sambil makan es dan bahkan memberikan satu untuk Park-ha. Dia terlihat bangga pada dirinya sendiri, tapi Park-ha kesal dan membuangnya, menuduh Yi-gak meninggalkan pekerjaannya. Saat mereka kembali, Yi-gak diusir. Tiba2, beberapa warga tiba, siap membayar artis mereka dengan memetik buah, yang dipimpin oleh manager kebun buah itu. Park-ha kaget, sedangkan Yi-gak terlihat puas. Yi-gak lalu mengambil es yang satunya lagi dan memakannya.
Tenaga ekstra itu membuat mereka menyelesaikan pekerjaan lebih awal, jadi mereka pergi ke taman hiburan sambil menunggu kereta. Yi-gak kagum pada gulali! Park-ha memutuskan kalau dia ingin main untuk mendapatkan sebuah boneka binatang dan mulai melakukannya. Park-ha gagal dan Yi-gak ingin mencobanya. Mereka berdua begitu tersedot ke dalam permainan itu hingga akhirnya menang.
Yi-gak suka sekali gembar gembor bagaimana dia sudah membantu Park-ha. Dia sudah memberikan bantuan besar dalam memetik buah! Park-ha jelas terganggu dan dia punya ide! Park-ha bertanya apakah Yi-gak ingin makan permen lagi dan Yi-gak mengiyakan. Park-ha menunjuk sebuah stan, mengatakan kalau Yi-gak tidak boleh memakan kulitnya tapi isi di dalamnya sangat manis. Park-ha membelikan Yi-gak sebuah balon!
Park-ha tidak meledakkan balon itu tapi Yi-gak disuruh untuk menghisap isinya. Yi-gak: Ini sama sekali tidak manis! Park-ha meminta tetangganya, Becky dan Lady Mimi untuk memberi makan ketiga pria yang lain. Mereka memberikan ketiga pria itu burger dan kentang goreng. Park-ha menelpon untuk memeriksa keadaan dan mereka menyerahkan hp kepada ketiga pria Joseon, yang melihat pangeran di layar hp. Ketiga pria ini langsung berlutut!
Di dalam kereta saat perjalanan pulang, Park-ha terkantuk-kantuk di bahu Yi-gak dan Yi-gak malah menggeser kepalanya menggunakan jari. Hal itu membuat penumpang lain memandang kecewa dan hal itu membuat Yi-gak sadar. Jadi ketika Park-ha bersandar lagi, Yi-gak berusaha menahan dirinya.
Dengan kupon gratis, Park-ha membawa ibu tirinya ke toko untuk berbelanja. Mereka berdua kaget melihat harga barang2 disana, tapi Park-ha memberikan kupon itu dan meminta ibu untuk membeli apa saja yang dia mau. Tae-mu dan Se-na juga ada disana, sedang menerima laporan belanja dan Tae-mu yang pertama kali mengenali Park-ha. Se-na membeku – dia tidak boleh ketahuan bohong – dan dia pergi untuk menyembunyikan ibunya sebelum yang lain melihat. Se-na mengajak ibu ke makan siang ulang tahunnya dimana Park-ha menyusul mereka disana.
Park-ha menemani ibu ke kamar mandi, dan selagi mereka pergi, Se-na melihat surat terselip dari tas Park-ha. Apapun itu, surat itu membuatnya takut dan dia keluar dari restaurant! Ibu menggunakan kesempatan itu untuk membicara pria berbaju Merah. Dia mengatakan kalau masalah itu bukan soal kerusakan tapi CEO yang ingin Se-na menemukan si Merah. Jadi bisakah Park-ha membantu?
Nenek dan Tae-mu mendapatkan beritanya: si Merah telah ditemukan dan sedang dibawa ke kantor CEO. Ini membuat Tae-mu berlari untuk menghentikannya dan dia menemui Se-na yang menunggu si Merah di lobi. Tae-mu menawarkan diri untuk menggantikan Se-na jadi dia bisa memeriksa persiapan peragaan busana. Park-ha dan Yi-gak tiba di kantor itu dan Park-ha menuntun Yi-gak ke dalam untuk bertemu dengan CEO. Tae-mu dengan cepat menemukannya dan mencoba mengajaknya keluar tapi sebelum dia berhasil, Bibi sampai disana dan kaget melihat kemiripan wajah Yi-gak dengan Tae-yong. Dia mengajak Yi-gak ke atas, mengacaukan rencana Tae-mu.
Mereka kaget melihat Yi-gak dan untuk menenangkan suasana, sekretaris menawarkan kopi. Yi-gak berteriak: Aku tidak akan minum kopi. Tidak akan. Bawakan aku minuman manis! Ketika ditanya nama, Yi-gak mengatakan namanya dan menambahkan kalau dia mencari tuan putri, yang membuat semuanya tertawa. Yi-gak mengatakan kalau dia tidak kenal nenek. Paman bertanya apa yang dia lakukan selama dua tahun ini. Yi-gak mulai mengatakan yang sebenarnya sampai dia ingat kata2 Park-ha agar tidak mengatakan kehidupan Joseonnya. Jadi Yi-gak hanya berkata: Bagaimana aku tahu apa yang terjadi dua tahun yang lalu? Aku tidak ingat.
Nenek kecewa sedangkan Yi-gak meminum yogurt-nya dengan heran. Paman berpikir kalau dia hilang ingatan dan Tae-mu hanya menyeringai – tapi nenek menangis. Sambil memegang tangan Yi-gak, nenek berkaya tidak peduli siapapun dia, tapi bisakan dia menjadi cucunya, Tae-yong? Yang memberitahu nenek agar melepaskan Tae-yong. Tae-mu mengajak Yi-gak keluar, merasa tenang sekarang sebab ketakutannya tidak terjadi. Dia memberikan ongkos taksi, yang ditolak Yi-gak, sambil memegang 10 botol yogurt, berkata kalau itu saja cukup. Saat sampai di lobi, Yi-gak melihat fashion show dan dia menganga sebab yang dia lihat adalah bikini dimana2!
Lalu pemandangan yang lebih mengejutkan: Se-na, di samping panggung, mengarahkan acara. Yi-gak langsung berlari sambil berteriak mendekati Se-na: Tuan Putri! Yi-gak bahkan mendorong orang2 di dekatnya dan saat sampai di dekat Se-na, dia langsung memeluknya.
Se-na, di sisi lain, tidak tahu siapa pria itu atau apa yang dia lakukan. Karena kaget, dia mendorong pangeran lalu menampar pipinya!
Yi-gak memohon agar Se-na mau memandanganya, seolah-olah Yi-gak tidak percaya kalau Se-na tidak mengenalinya lagi. Penjaga menarik Yi-gak. Ini sama dengan adegan ketika Yi-gak ditarik pergi oleh penjaga saat dia melihat putri mengambang di kolam.

Kamis, 12 April 2012

Park Shi Hoo Fan Meeting in Japan

Terakhir kali Park Shi Hoo menggelar fan meeting di Jepang yaitu pada 2010 lalu saat mempromosikan drama Prosecutor Princess. Dan sekarang, setelah sukses drama The Princess’ Man, PSH kembali menggelar fan meeting di Osaka, Nagoya, dan Tokyo pada 29 dan 31 Maret serta 3 April lalu.



Bagian terakhir fanmeet di Tokyo pada tanggal 3 April juga menjadi perayaan ulang tahun ke-34 Park Shi Hoo.



Park Shi Hoo sangat populer di Jepang dimana kedatangannya di bandara selalu menarik banyak perhatian. Hampir tidak ada tempat di bandara soalnya para penggemar PSH selalu memadati areal tunggu di bandara.



Pada bagian pertama fanmeet di Osaka pada 31 Maret dengan judul ‘2012 Park Shi Hoo’s Confession’ merupakan acara yang tiketnya langsung habis begitu mulai dijual. Selama 2 jam pertunjukkan, PSH menyanyi serta menari.



Dia juga memperlihatkan beberapa adegan yang belum pernah diperlihatkan dalam beberapa drama yang dibintanginya.



PSH juga tidak lupa memberikan hadiah kepada para fans-nya. Park Shi Hoo mempersiapkan fanmeet-nya dengan serius.



Dia berlatih setiap hari dia terlibat dalam rapat produksi event itu juga membagi ide-nya buat acara itu.

Source: koreanvibe

Minggu, 08 April 2012

From Moon Chae Won Fan Meeting

Moon Chae Won sukses menggelar fan meeting-nya yang ketiga pada 31 Maret di Gangnam, Seoul yang dihadiri sekitar 200 fans-nya.



Fan meeting itu diselenggarakan oleh Moon Chae Won gallery dan fans club sang aktris ‘ La Vie en Rose.’ Selama acara fan meeting, MCW menghadirkan band bernama Holographic Film.

Pada bagian pertama acara itu, MCW menunjukkan foto perjalanannya ke spanyol tahun lalu.

MCW pergi ke Spanyol saat popularitasnya meroket berkat film The Princess’ Man, dia bias saja melakukan tour pribadi tapi MCW malah memilih paket tur biasa sesuai nasehat ibunya.

Anggota tur-nya kebanyakan pasangan yang sudah lanjut usia jadi mereka memperlakukan MCW layaknya putri mereka sendiri.



Paruh kedua fan meeting itu, MCW menyanyikan sebuah lagu diiringi oleh band-nya. Katanya, Moon berlatih keras untuk bagian pertunjukkan yang itu. Setelah itu, MCW pun mulai menirukan gara Michael Jackson dengan menampilkan tarian moonwalk! 

Kejutan ini membuat fans MCW histeris. Sebagai balasan, para fan menyanyikan lagu2 soundtrack The Princess’ Man!

Source: koreanvibe

Sabtu, 07 April 2012

Sinopsis Rooftop Prince Episode 2

Empat pria Joseon berhadapan dengan seorang wanita kecil dengan sebuah wajan. Park-ha memperingatkan agar mereka mundur sampai dia tiba di luar, dimana para pria ini melihat sekilas cahaya kota dan ketakutan. Lupa pada Park-ha, mereka terkaget2 melihat gedung2 tinggi dan mobil2.
Hal ini memastikan kalau orang2 ini sedikit aneh, yang membuat Park-ha ketakutan dan berteriak: apa kalian semua gila? Yong-sool menarik pedangnya untuk membela kehormatan pangeran.
Yi Gak bertanya dimana ini. Yi Gak berkata dalam gaya Joseon: Apa wanita ini manusia atau hantu? Yi Gak menuduh Park-ha sebagai makhluk jahat yang sudah menyihir mereka dengan ilmu hitam. Park-ha sadar kalau sakit yang diderita para pria ini lebih parah dan bertanya mereka kabur dari RSJ mana? Wkwkwkwkw…. Park-ha bahkan menawarkan untuk mengantar mereka kembali. Pangeran dikira orang gila!!!!! Wkwkw.
Para pria itu berdiskusi, mencoba untuk membuat semuanya jadi masuk akal. Tempat ini berbahaya, dan mereka harus kembali ke istana. Terakhir kali mereka sadar kalau mereka naik kuda, jadi kuda2 itu pasti sudah ditangkap oleh penculik mereka. Wkwkwkw…

Dan dengan gilanya, Yi Gak memerintahkan makhluk jahat untuk menunjukkan jalan ke istana, mengatakan akan mengampuni nyawa Park-ha. Wkwkwkwkwkwk… masih belum sadar dan mereka bakal perlu waktu lama untuk bisa mencerna semuanya. Park-ha benar2 putus asa!

Mereka pergi naik mobil pick up! Yi Gak duduk di depan dan sudah seperti orang yang kehilangan kewarasan. Sementara, ketiga temannya, terkaget2 di bak belakang pick up. Mereka seperti orang yang kebanyakan minum soju aka mabuk berat!!!! Park-ha menuju istana Gyeongbukgung di Seoul tapi Yi Gak ketakutan – istana itu hancur (di masa Yi Gak), jadi dia ingin ke istana Changdeokgung.

Saat Park-ha sampai di tempat pemberhentian, para pria ini merasa tidak enak dan terjatuh dari atas mobil. Park-ha menasehati mereka, meminta mereka untuk pulang ke rumah dan melepaskan pakaian antic itu. Park-ha pergi dan para pria ini menuju istana berharap mereka sudah kembali ke keadaan yang seharusnya. Mereka berdiri dengan penuh harap sedangkan Chi-san mengumumkan: buka pintu! Putra Mahkota sudah tiba! Tapi jelas saja tidak terjadi apa2!

Hal ini menarik perhatian polisi yang sedang berpatroli, dan seorang petugas berteriak agar mereka pergi. Terjebak oleh cahaya yang menyilaukan, keempat pria ini mengejar benda aneh yang berteriak ke mereka dan mendapati diri mereka tertambat di tengah jalan dengan mobil2 yang lalu lalang di kedua sisi mereka. Yong-sool berperan sebagai pelindung dan melompat ke tengah2 arus lalu lintas dengan tangan terbuka. Pengendara motor membunyikan klakson saat keempat pria itu tertatih menuju ke pinggir jalan – menarik perhatian polisi lagi.
Hujan mulai turun dan Yi Gak berteduh di sebuah tenda. Dia kelaparan melihat seorang anak sekolah menyantap ramyun (aku sering beli ramyun di supermarket, apa rasanya sama ya, dengan yang di film2?) dan memesan satu untuk dirinya. Yi Gak menjanjikan pembayaran saat pagi tiba nanti. Sang penjual sudah mendengar yang seperti ini sebelumnya dan tertawa, lalu memanggil polisi dan mengusirnya. Dan siapa coba yang menghampiri mereka? Polisi yang sama, untuk ketiga kalinya!

Yang lucu adalah saat polisi membuka pintu belakang dan ternyata ketiga teman Yi Gak sudah lebih dulu di dalam mobil. Mereka sudah meninggalkan pangeran untuk mencari makanan dan ditangkap di tengah jelan karena menunjukkan perilaku yang mencurigakan. Mereka semua mendesah!
Keesokan paginya, keempat pria Joseon ini nongkrong di penjara. Lagi! Yang mengejutkan yaitu polisi yang tadi malam menangkap mereka terkejut melihat mereka di balik terali besi, sebab dia sudah melepaskan mereka. Tapi sepertinya keempat pria itu kembali ke Changdeokgung pada paginya, masuk tanpa bayar, dan melewati areal terlarang. Polisi menanyakan nama dan tanggal lahir. Mereka menjawab dengan gaya Joseon nya – keluarga, status – dan polisi itu mendesah, menulis di catatannya: Empat Remaja Bersalah.

Dia bahkan bersumpah kalau keempat pria Joseon akan tetap di penjara sampai orang tua mereka bisa dihubungi. Mereka mengalihkan perhatian ke petugas lain yang sedang makan dan polisi yang bertanya tadi memutuskan untuk mempercepat semuanya. Man-bo cepat2 bertanya: Nomer kontak apa yang sedang dibicarakan penjaga ini?
Polisi itu menjawab dengan gaya bicara Joseon juga, nomer kontak maksudnya alamat (menunjukkan katu indentitas), nomer telepon (memegang hp), atau surat ijin mengemudi (memegang plat kendaraan). Dan yang terakhir itu membuat Man-bo kegirangan. Dia sudah melihat yang terakhir itu (mobil Park-ha) dan sekarang dia mulai berkonsentrasi mengingat isi plat tersebut. Wkwkwkw…

Park-ha mulai pekerjaannya menjual keperluan sehari-hari dan mengantarkan pesanan ke apartemen kakaknya. Pintu terbuka saat dia ketuk (seseorang mengganjal pintu dengan sepatu) dan Park-ha masuk untuk mengisi kulkas dengan barang belanjaan. Tapi park-ha mendapati bukan Se-na yang keluar dari kamar mandi, melainkan Tae-mu, pacar Se-na.
Park-ha menunduk malu ketika Se-na kembali ke rumah dan bertanya bagaimana Park-ha masuk. Tapi di sisi lain, Tae-mu sedikit terganggu dengan pertemua itu. Tae-mu bertanya kenapa gadis itu memanggil Se-na ‘kakak’ dan Se-na menyembunyikan ikatan keluarga mereka, mengatakan kalau Park-ha mengatakan itu karena mereka sudah sangat kenal.

Tae-mu sepertinya mengingat sesuatu dan akhirnya dia sadar: Park-ha adalah gadis yang dia lihat di New York. Gadis yang disukai sepupunya yang sudah meninggal. Mereka hanya mengobrol sedikit tapi cukup membuat memori akan Tae-yong muncul.

Di penjara, Man-bo di kelilingi oleh yang lainnya saat dia sedang menggambar plat mobil Park-ha seolah-olah plat itu sebuah lukisan. Lihat aja hasil gambarnya. Jelas mereka tidak mengenal huruf latin makanya, angka ‘8’-nya jadi keren banget!
Dan begitulan, Park-ha pulang ke rumah pada sorenya dan mendapati keempat pria aneh itu muncul lagi di rumahnya. Petugas polisi bertanya apa Park-ha kenal pria2 ini dan Park-ha menjawab tanpa berpikir: Ya – maksud saya tidak! Terlambat! Petugas polisi berkata: para pria ini datang dari rumah anda. Dan Park-ha mencoba menjelaskan kalau mereka memang muncul dari rumahnya tapi maksudnya yaitu meski mereka keluar dari rumahnya tapi mereka bukan berasal dari rumahnya. Ah, maksudnya apa? Dan polisi itu langsung pergi! Semuanya tampaknya ogah mengurus keempat pria ini.
Park-ha mendelik dan menuju ke rumahnya, tepat saat Chi-san terbalik – pingsan dengan cara yang dilebih2kan. Man-bo menunjukkan tatapan yang menyedihkan, yang benci sekali karena Park-ha tidak sadar pada tatapan memelasnya itu. Seolah-olah orang lain bisa langsung sadar!

Park-ha memberikan omelette kepada keempat pria Joseon itu tapi mereka hanya memandangi piringnya. Mereka lapar tapi waspada dan Man-bo menekankan pada kurangnya makanan kerajaan.
Tapi Yi Gak mengatakan pada mereka kalau hal ini akan dibiarkan lewat hari ini karena keadaannya yang memang aneh buat mereka. Yi Gak: Ayo makan saja! Dengan diberikannya permisi, para pria itu mulai mengambil piring mereka dan makan seperti anjing liar saja!

Mereka makan cepat sekali. Yi Gak bertanya: Apa nama santapan ini? Park-ha mengatakannya dan para pria itu semua mengulanginya dengan patuh: o-me-let! Yi Gak tersenyum puas dan berkata: Untuk pertama kalinya sejak datang kesini, aku bahagia. Para anak buahnya langsung membungkuk dan berkata: terima kasih, Yang Mulia!

Park-ha di panggil oleh pemilik kontrakannya untuk menyapa tetangga barunya, Becky dan Lady Mimi. Selagi dia pergi, para pria Joseon mencoba mencari tahu bagaimana mengeluarkan air dari botol yang Park-ha tinggalkan, yang jadinya benar2 lucu sebab Yong-sool jelas membuat dirinya menderita hernia sebab dia mencoba mencabut tutup botolnya, padahal dia cuma perlu memutarnya saja.

Lalu salah satu dari mereka secara tidak sengaja menekan tombol remote dan TV pun menyala, tepat saat seorang karakter menembakkan anak panah ke arah kamera. Para pria itu ketakutan dan Yong-sool melompat ke depan pangeran, menangkis serangan musuh dengan menendang TV-nya. Wkwkwkwkw… Yong-sool menyelesaikan pekerjaannya itu dengan memecahkan sebuah vas di atas TV yang tidak tahu apa2 itu. Wkwkwkw…

Tepat saat itu pula, bahaya baru menunjukkan dirinya. Sebuah suara terdengar (rice cooker otomatis) dan Man-bo memerintahkan sang musuh menunjukkan dirinya. Mereka menemukan sumber bahaya itu dan Yong-sool menanganinya dengan melemparnya ke lantai. Benda itu mengenai lampu pemanas yang kemudian bergulung ke tirai dan menyulut api. Para pria itu panik.

Mereka mencoba memadamkan apinya dengan cepat. Man-bo berlari-lari dan menemukan air – di toilet – lalu mengambilnya dengan tangan. Setelahnya, dia memasukkan air itu ke dalam mulutnya dan menyemprotkannya ke api dan Yong-sool melakukan hal yang sama! Wkwkwkwkw…

 Man-bo terpeleset dan jatuh di atas boneka beruang, yang membuat boneka itu bersuara: Aku Mencintaimu! Para pria Joseon kembali menyadari ancaman baru ini dan Man-bo melemparkan boneka itu ke udara agar Yong-sool memotongnya dengan pedang.

Potongan boneka beruang pun bertebaran di sekeliling ruangan! Dan Park-ha pun kembali ke kamarnya setelah menyapa tetangga barunya. Dia berteriak penuh kengerian dan kemarahan!
Para pria Joseon mengendap-endap keluar dengan baju yang dipenuhi debu. Park-ha menghentikan mereka agar bisa mengeluarkan uneg2nya dan Yi Gak serta teman2nya sebenarnya merasa bersalah.

Yi Gak merasa dirinya dikuliahi tapi dia harus menyelamatkan statusnya sebagai bangsawan, jadi Yi Gak mengatakan pada Park-ha kalau dia pangeran, bingkai dari negeri ini dan oleh karena itu tidak bisa difitnah. Apa yang Park-ha minta sebagai kompensasi?
Park-ha, sambil mengumpulkan jubah bangsawan mereka, memerintahkan para pria Joseon itu membersihkan apartemennya. Dia tetap mengancam keempat pria itu akan mengirim mereka kembali ke kantor polisi, lalu dia meminta petugas laundry menyimpan jubah2 itu untuknya. Tidak untuk dibersihkan tapi sebagai jaminan – Park-ha mengarah ke cerita ‘Peri dan Pemotong Kayu’ dimana sang peri tidak bisa kembali ke surga sebab sang pemotong kayu menyembunyikan pakaian sang peri.

Dalam kasus ini, Park-ha adalah sang pemotong kayu dan keempat pria Joseon adalah para perinya. Wkwkw. Dan Park-ha bergumam pada dirinya sendiri: cara itu yang membuat mereka bekerja seperti budak. Park-ha menambahkan harga atas semua barang yang mereka hancurkan. Dan mereka tentu tidak bisa kabur tanpa pakaian mereka!
Sementara itu, Park-ha memberikan mereka empat pakaian olahraga untuk dipakai. Park-ha bahkan harus menunjukkan bagaimana cara menarik risleting untuk mereka dan menggunakan Yi Gak sebagai modelnya, yang secara tidak sengaja membuat mereka berada dalam jarak berciuman.

Park-ha mengajak mereka bekerja di toko untuk mengangkut barang dimana mereka akan membayar 220.000 won hutang mereka pada Park-ha. Man-bo bertanya berapa banyak kerja yang harus dilakukan untuk memenuhi jumlah itu. Park-ha: Oh, aku mulai bisa berkomunikasi dengan Paman Hijau disini (Man-bo memakai baju hijau!). Park-ha mengatakan kalau tiga orang akan bekerja selama delapan hari sebab satu orang hanya berdiri dan menolak bekerja.
Yi Gak meminta bajunya dikembalikan, yang diabaikan Park-ha. Yi Gak marah2 pada Park-ha dan Park-ha mengatakan bajunya akan dikembalikan setelah hutang mereka lunas. Yi Gak bergumam sendiri kalau dia ingin sekali menghukum Park-ha dengan gaya lama: DIPUKULI!

Tae-mu menelpon Se-na untuk diajak makan siang sekalian menggali info soal Park-ha. Tae-mu mengatakan kalau wajah Park-ha tidak asing. Mungkin dia pernah belajar di luar negeri? Se-na marah, sebab dia harus menutupi masa lalunya yang gelap dan berbohong kalau Park-ha menghabiskan masa lalunya di desa dan baru datang ke Seoul.

Nenek mengalami masalah kesehatan dan harus dibawa ke rumah sakit. Se-na menemaninya – dan ternyata dia adalah sekretaris di perusahaan nenek, yang akhirnya memberitahu kita bagaimana dia mengenal Tae-mu.

Waktunya makan siang. Ramyun. Dan para pria Joseon mengikuti cara Park-ha, mulai dari cara dia memegang sumpit sampai membuka ramyun!
Para pria Joseon melompat ketakutan saat mendengar hp Park-ha berdering dan Park-ha mengatakan kalau itu bukan ancaman, lalu dia bergumam pada dirinya sendiri: ini sungguhan atau hanya akting? Aku benar2 tidak tahu. Yang menelpon adalah Se-na, yang ingin bicara, jadi Park-ha setuju untuk langsung menuju RS. Park-ha memperingatkan agar mereka menjauh selama pembicaraan dan Yi Gak marah lagi serta ingin menghukum Park-ha lagi. Kali ini dengan menjepit tangannya hingga berdarah!

Se-na membicarakan pertemua pagi mereka itu dan Park-ha menjamin kalau mereka semua sudah dewasa dan tidak ada alasan untuk khawatir dengan semua masalah seperti itu (Tae-mu yang ada di apartemen Se-na). Tapi Se-na memiliki pandangan yang berbeda: pertemua mereka baru sejak dua tahun lalu dan Park-ha tidak seharusnya mencoba dekat dengan dia atau ibunya. Mereka tidak punya hubungan darah dan hubungan mereka aneh.
Park-ha terluka – keluarganya menjauh lagi darinya, kali ini sengaja menolaknya. Park-ha bertanya apa dia berbuat kesalahan dan Se-na menjawab kalau ini bukan masalah sikap: masalahnya adalah memaksakan hubungan ketika memang tidak ada lagi hubungan.
Yi Gak berjalan-jalan dan melewati jendela kafe dimana Park-ha dan Se-na sedang mengobrol. Dia membeku melihat Se-na lalu mengejarnya ketika dia melewati kafe, memanggil: Putri, ini aku! Lalu dia berjalan ke arah pintu kaca.
Park-ha juga bangkit akan pergi dan melihat Hijau, Biru, dan Kuning melewati jendela, dalam perjalanan mereka menyelamatkan Pangeran merah. Yi Gak bangun di RS dengan perban mini menempel di hidungnya, dan empat wajah familier mengelilinginya.

Masih ingat pada Putri, Yi Gak langsung keluar, tapi dia harus kecewa. Dia duduk di bangku taman dengan hati berat, sedangkan anak buahnya berlutut dihadapannya, tidak sadar pada tatapan aneh orang lain. Yi Gak mengatakan kalau dia melihat Putri, sedih sebab harus kehilangan dia lagi.

 Park-ha kesal lagi dan bergabung dengan keempat orang itu, menarik hidung Yi Gak dan membuatnya kesakitan. Dia marah karena harus membayar biaya RS Yi Gak juga dan menambahkannya ke dalam table hutang mereka. Park-ha menarik Yi Gak untuk menunggu sesuatu tapi Yi Gak bangkit dan mulai mencari Putrinya. Park-ha mendesis dan Yi Gak pun duduk kembali.

Saat nenek sedang jalan2 dengan kuris roda menglilingi lorong RS, dia melihat Yi Gak sekilas sedang duduk dan nenek menjadi kaget sekali. Itu Tae-yong! Tapi waktu nenek sampai di ruang tunggu, dia sudah pergi.

Nenek mengumpulkan keluarganya malam itu dan dengan sedih memutuskan kalau dia pasti sudah mengkhayal melihat Tae-yong. Yang membuat semua orang tenang adalah nenek memutuskan kalau dia harus melepaskan kepergian Tae-yong.

 Note: kerajaan belanja mereka sebearnya dibangun oleh suami nenek, sekarang sudah meninggal. Nenek ingin mewariskan perusahaan itu kepada anaknya, tapi anak dan menantunya meninggal karena kecelakaan mobil dan dia membesarkan Tae-yong, cucunya, untuk mewariskan perusahaan. Anak tirinya bekerja bersamanya, tapi dia tidak mau anak tirinya menjadi pewaris – atau pun anaknya, Tae-mu. Ada juga seorang ipar yang menjadi bibi bagi Tae-yong dan Tae-mu.

Ayah Tae-mu mengambil kesempatan ini untuk mendekatkan putranya: Tae-mu bisa pindah ke rumah nenek untuk menjaganya. Nenek dengan enggan setuju agar barang2 Tae-yong dipindahkan dan Tae-mu masuk ke rumah nenek.

Para pria Joseon kini bisa menerima kalau mereka telah pindah ke 300 tahun ke masa depan dan memutuskan kalau rumah Park-ha adalah jalan mereka dari dunia mereka jadi disini juga bisa jadi kunci untuk kembali. Karena itulah, mereka tidak boleh pergi. Yi Gak menyimpulkan karena mereka berpindah setelah mengetahui kalau putri diracun, lalu melihat putri di dunia ini, kedua hal itu berhubungan.
Selagi yang lain teridur, Yi Gak dan Park-ha tetap terbangun. Keduanya memikirkan Se-na, tapi untuk alasan yang berbeda: Yi Gak mengingat istrinya, sedangkan Park-ha terluka oleh saudaranya yang ingin memutuskan hubungan mereka.

Park-ha keluar untuk mengirup udara segar dan menemukan Yi Gak. Yi Gak mengatakan kalau dia merasa putus asa, jadi Park-ha mengambil soju dan krim. Park-ha menuangkan minuman, lalu menempelka krim di mulut Yi Gak. Park-ha tertawa melihat wajah Yi Gak pernuh krim tapi dia juga berlumur krim ketika dia bersin. Mereka menghabiskan sebotol soju dan Yi Gak mendekat untuk mengatakan: wajahmu merah sekali.

Yi Gak memegang wajah merah Park-ha dengan tangannya dan mengatakan agar Park-ha diam: Bagus! Park-ha menjadi tidak nyaman ketika Yi Gak semakin mendekat dan mendekat lalu mengatakan: tanganku dingin dan sekarang sudah hangat. Yi Gak tertawa dan Park-ha bergumam tentang Yi Gak yang seperti anak kecil.

Park-ha bertanya usia Yi-gak dan dia menjawab 300 tahun lebih tua darimu. Mendengar itu, Park-ha mengatakan kalau mereka berkata jujur dan bertanya: Apa kalian benar2 berasal dari Joseon? Yi Gak mengangguk dan Park-ha berkata: Daebak!

Sekarang Park-ha sepertinya percaya dan pada pagi harinya, dia mengajarkan mereka cara hidup modern, seperti mengajar mereka cara sikat gigi. Tapi mereka berempat malah meminum air kumur2nya!
Toilet menjadi hal paling menakjubkan, sampai Man-bo ingat apa yang dia lakukan pada benda itu saat pertama kali melihatnya. Selanjutnya, mereka belajar mencuci baju, menghidupkan kompor, dan menyeberang jalan.
Di perempatan jalan, Park-ha menunjuk lampu merah dan Pangeran Merah melihat pakaiannya dan berpikir kalau ini adalah kewajibannya. Dia dengan tegas berkata: Berhenti disini! Lalu lampu berubah hijau dan Park-ha mengatakan: Hijau! Jadi Man-bo melihat bajunya dan mengerti perintahnya: Ikuti aku!

Park-ha mengajari mereka naik bus dan menyadari kalau para pria Joseon itu tidak memaki alas kaki. Ternyata mereka melepas alas kakinya sebelum naik bus. Di toko, Park-ha mengajari para pria itu bagaimana membayar barang2, memperingatkan mereka untuk membedakan setiap pembayaran. Para pria itu mengenali Raja Sejong pada uang 10.000 won dan membungkuk: Yang Mulia!

Park-ha mendapat telpon dari ibu tirinya yang meminta bantuan Park-ha dengan truknya sebab Se-na ingin beberapa barang dipindahkan. Park-ha enggan, tahu kalau Se-na ingin mengeluarkannya dari hidupnya. Tapi ibu memohon dan Park-ha menyerah.

Dan dibelakangnya, Yi Gak tersandung karena ketakutan melihat escalator! Park-ha tiba di rumah dan mengatakan kalau dirinya adalah petugas pemindahan. Dia mengatakan agar Yi Gak tetap dia di tempatnya selagi dia memindahkan kotak2, meminta tiga yang lainnya untuk membantunya.

Jadi Yi Gak diantar masuk oleh pembantu, yang menuntunnya ke kamar Tae-yong. Yi Gak masuk ke dalam, berhenti setelah melihat pemandangan yang menakutkan:foto Tae-yong di dinding. Dia kaget dan untuk lebih memastikan lagi, dia melihat dirinya di cermin, dengan bayangan foto Tae-yong tepat di sebelahnya.

Nenek masuk ke ruangan itu untuk mengucapkan selamat tinggal pada benda2 milik Tae-yong dan kaget melihat Yi Gak. Nenek ingin memeluknya, sambil memanggil nama Tae-yong.

Park-ha kembali dengan kotak2nya dan mulai menaikkannya ke mobil, tepat saat mobil mewah parkir di depannya. Dari mobil keluar Tae-mu dan Se-na. Tae-mu terserang dejavu lagi tapi dia menyembunyikan reaksinya lalu masuk ke dalam.
Nenek menyapa Tae-mu dengan senang dan mengumumkan kalau Tae-yong telah kembali.