Sabtu, 07 April 2012

Sinopsis Rooftop Prince Episode 2

Empat pria Joseon berhadapan dengan seorang wanita kecil dengan sebuah wajan. Park-ha memperingatkan agar mereka mundur sampai dia tiba di luar, dimana para pria ini melihat sekilas cahaya kota dan ketakutan. Lupa pada Park-ha, mereka terkaget2 melihat gedung2 tinggi dan mobil2.
Hal ini memastikan kalau orang2 ini sedikit aneh, yang membuat Park-ha ketakutan dan berteriak: apa kalian semua gila? Yong-sool menarik pedangnya untuk membela kehormatan pangeran.
Yi Gak bertanya dimana ini. Yi Gak berkata dalam gaya Joseon: Apa wanita ini manusia atau hantu? Yi Gak menuduh Park-ha sebagai makhluk jahat yang sudah menyihir mereka dengan ilmu hitam. Park-ha sadar kalau sakit yang diderita para pria ini lebih parah dan bertanya mereka kabur dari RSJ mana? Wkwkwkwkw…. Park-ha bahkan menawarkan untuk mengantar mereka kembali. Pangeran dikira orang gila!!!!! Wkwkw.
Para pria itu berdiskusi, mencoba untuk membuat semuanya jadi masuk akal. Tempat ini berbahaya, dan mereka harus kembali ke istana. Terakhir kali mereka sadar kalau mereka naik kuda, jadi kuda2 itu pasti sudah ditangkap oleh penculik mereka. Wkwkwkw…

Dan dengan gilanya, Yi Gak memerintahkan makhluk jahat untuk menunjukkan jalan ke istana, mengatakan akan mengampuni nyawa Park-ha. Wkwkwkwkwkwk… masih belum sadar dan mereka bakal perlu waktu lama untuk bisa mencerna semuanya. Park-ha benar2 putus asa!

Mereka pergi naik mobil pick up! Yi Gak duduk di depan dan sudah seperti orang yang kehilangan kewarasan. Sementara, ketiga temannya, terkaget2 di bak belakang pick up. Mereka seperti orang yang kebanyakan minum soju aka mabuk berat!!!! Park-ha menuju istana Gyeongbukgung di Seoul tapi Yi Gak ketakutan – istana itu hancur (di masa Yi Gak), jadi dia ingin ke istana Changdeokgung.

Saat Park-ha sampai di tempat pemberhentian, para pria ini merasa tidak enak dan terjatuh dari atas mobil. Park-ha menasehati mereka, meminta mereka untuk pulang ke rumah dan melepaskan pakaian antic itu. Park-ha pergi dan para pria ini menuju istana berharap mereka sudah kembali ke keadaan yang seharusnya. Mereka berdiri dengan penuh harap sedangkan Chi-san mengumumkan: buka pintu! Putra Mahkota sudah tiba! Tapi jelas saja tidak terjadi apa2!

Hal ini menarik perhatian polisi yang sedang berpatroli, dan seorang petugas berteriak agar mereka pergi. Terjebak oleh cahaya yang menyilaukan, keempat pria ini mengejar benda aneh yang berteriak ke mereka dan mendapati diri mereka tertambat di tengah jalan dengan mobil2 yang lalu lalang di kedua sisi mereka. Yong-sool berperan sebagai pelindung dan melompat ke tengah2 arus lalu lintas dengan tangan terbuka. Pengendara motor membunyikan klakson saat keempat pria itu tertatih menuju ke pinggir jalan – menarik perhatian polisi lagi.
Hujan mulai turun dan Yi Gak berteduh di sebuah tenda. Dia kelaparan melihat seorang anak sekolah menyantap ramyun (aku sering beli ramyun di supermarket, apa rasanya sama ya, dengan yang di film2?) dan memesan satu untuk dirinya. Yi Gak menjanjikan pembayaran saat pagi tiba nanti. Sang penjual sudah mendengar yang seperti ini sebelumnya dan tertawa, lalu memanggil polisi dan mengusirnya. Dan siapa coba yang menghampiri mereka? Polisi yang sama, untuk ketiga kalinya!

Yang lucu adalah saat polisi membuka pintu belakang dan ternyata ketiga teman Yi Gak sudah lebih dulu di dalam mobil. Mereka sudah meninggalkan pangeran untuk mencari makanan dan ditangkap di tengah jelan karena menunjukkan perilaku yang mencurigakan. Mereka semua mendesah!
Keesokan paginya, keempat pria Joseon ini nongkrong di penjara. Lagi! Yang mengejutkan yaitu polisi yang tadi malam menangkap mereka terkejut melihat mereka di balik terali besi, sebab dia sudah melepaskan mereka. Tapi sepertinya keempat pria itu kembali ke Changdeokgung pada paginya, masuk tanpa bayar, dan melewati areal terlarang. Polisi menanyakan nama dan tanggal lahir. Mereka menjawab dengan gaya Joseon nya – keluarga, status – dan polisi itu mendesah, menulis di catatannya: Empat Remaja Bersalah.

Dia bahkan bersumpah kalau keempat pria Joseon akan tetap di penjara sampai orang tua mereka bisa dihubungi. Mereka mengalihkan perhatian ke petugas lain yang sedang makan dan polisi yang bertanya tadi memutuskan untuk mempercepat semuanya. Man-bo cepat2 bertanya: Nomer kontak apa yang sedang dibicarakan penjaga ini?
Polisi itu menjawab dengan gaya bicara Joseon juga, nomer kontak maksudnya alamat (menunjukkan katu indentitas), nomer telepon (memegang hp), atau surat ijin mengemudi (memegang plat kendaraan). Dan yang terakhir itu membuat Man-bo kegirangan. Dia sudah melihat yang terakhir itu (mobil Park-ha) dan sekarang dia mulai berkonsentrasi mengingat isi plat tersebut. Wkwkwkw…

Park-ha mulai pekerjaannya menjual keperluan sehari-hari dan mengantarkan pesanan ke apartemen kakaknya. Pintu terbuka saat dia ketuk (seseorang mengganjal pintu dengan sepatu) dan Park-ha masuk untuk mengisi kulkas dengan barang belanjaan. Tapi park-ha mendapati bukan Se-na yang keluar dari kamar mandi, melainkan Tae-mu, pacar Se-na.
Park-ha menunduk malu ketika Se-na kembali ke rumah dan bertanya bagaimana Park-ha masuk. Tapi di sisi lain, Tae-mu sedikit terganggu dengan pertemua itu. Tae-mu bertanya kenapa gadis itu memanggil Se-na ‘kakak’ dan Se-na menyembunyikan ikatan keluarga mereka, mengatakan kalau Park-ha mengatakan itu karena mereka sudah sangat kenal.

Tae-mu sepertinya mengingat sesuatu dan akhirnya dia sadar: Park-ha adalah gadis yang dia lihat di New York. Gadis yang disukai sepupunya yang sudah meninggal. Mereka hanya mengobrol sedikit tapi cukup membuat memori akan Tae-yong muncul.

Di penjara, Man-bo di kelilingi oleh yang lainnya saat dia sedang menggambar plat mobil Park-ha seolah-olah plat itu sebuah lukisan. Lihat aja hasil gambarnya. Jelas mereka tidak mengenal huruf latin makanya, angka ‘8’-nya jadi keren banget!
Dan begitulan, Park-ha pulang ke rumah pada sorenya dan mendapati keempat pria aneh itu muncul lagi di rumahnya. Petugas polisi bertanya apa Park-ha kenal pria2 ini dan Park-ha menjawab tanpa berpikir: Ya – maksud saya tidak! Terlambat! Petugas polisi berkata: para pria ini datang dari rumah anda. Dan Park-ha mencoba menjelaskan kalau mereka memang muncul dari rumahnya tapi maksudnya yaitu meski mereka keluar dari rumahnya tapi mereka bukan berasal dari rumahnya. Ah, maksudnya apa? Dan polisi itu langsung pergi! Semuanya tampaknya ogah mengurus keempat pria ini.
Park-ha mendelik dan menuju ke rumahnya, tepat saat Chi-san terbalik – pingsan dengan cara yang dilebih2kan. Man-bo menunjukkan tatapan yang menyedihkan, yang benci sekali karena Park-ha tidak sadar pada tatapan memelasnya itu. Seolah-olah orang lain bisa langsung sadar!

Park-ha memberikan omelette kepada keempat pria Joseon itu tapi mereka hanya memandangi piringnya. Mereka lapar tapi waspada dan Man-bo menekankan pada kurangnya makanan kerajaan.
Tapi Yi Gak mengatakan pada mereka kalau hal ini akan dibiarkan lewat hari ini karena keadaannya yang memang aneh buat mereka. Yi Gak: Ayo makan saja! Dengan diberikannya permisi, para pria itu mulai mengambil piring mereka dan makan seperti anjing liar saja!

Mereka makan cepat sekali. Yi Gak bertanya: Apa nama santapan ini? Park-ha mengatakannya dan para pria itu semua mengulanginya dengan patuh: o-me-let! Yi Gak tersenyum puas dan berkata: Untuk pertama kalinya sejak datang kesini, aku bahagia. Para anak buahnya langsung membungkuk dan berkata: terima kasih, Yang Mulia!

Park-ha di panggil oleh pemilik kontrakannya untuk menyapa tetangga barunya, Becky dan Lady Mimi. Selagi dia pergi, para pria Joseon mencoba mencari tahu bagaimana mengeluarkan air dari botol yang Park-ha tinggalkan, yang jadinya benar2 lucu sebab Yong-sool jelas membuat dirinya menderita hernia sebab dia mencoba mencabut tutup botolnya, padahal dia cuma perlu memutarnya saja.

Lalu salah satu dari mereka secara tidak sengaja menekan tombol remote dan TV pun menyala, tepat saat seorang karakter menembakkan anak panah ke arah kamera. Para pria itu ketakutan dan Yong-sool melompat ke depan pangeran, menangkis serangan musuh dengan menendang TV-nya. Wkwkwkwkw… Yong-sool menyelesaikan pekerjaannya itu dengan memecahkan sebuah vas di atas TV yang tidak tahu apa2 itu. Wkwkwkw…

Tepat saat itu pula, bahaya baru menunjukkan dirinya. Sebuah suara terdengar (rice cooker otomatis) dan Man-bo memerintahkan sang musuh menunjukkan dirinya. Mereka menemukan sumber bahaya itu dan Yong-sool menanganinya dengan melemparnya ke lantai. Benda itu mengenai lampu pemanas yang kemudian bergulung ke tirai dan menyulut api. Para pria itu panik.

Mereka mencoba memadamkan apinya dengan cepat. Man-bo berlari-lari dan menemukan air – di toilet – lalu mengambilnya dengan tangan. Setelahnya, dia memasukkan air itu ke dalam mulutnya dan menyemprotkannya ke api dan Yong-sool melakukan hal yang sama! Wkwkwkwkw…

 Man-bo terpeleset dan jatuh di atas boneka beruang, yang membuat boneka itu bersuara: Aku Mencintaimu! Para pria Joseon kembali menyadari ancaman baru ini dan Man-bo melemparkan boneka itu ke udara agar Yong-sool memotongnya dengan pedang.

Potongan boneka beruang pun bertebaran di sekeliling ruangan! Dan Park-ha pun kembali ke kamarnya setelah menyapa tetangga barunya. Dia berteriak penuh kengerian dan kemarahan!
Para pria Joseon mengendap-endap keluar dengan baju yang dipenuhi debu. Park-ha menghentikan mereka agar bisa mengeluarkan uneg2nya dan Yi Gak serta teman2nya sebenarnya merasa bersalah.

Yi Gak merasa dirinya dikuliahi tapi dia harus menyelamatkan statusnya sebagai bangsawan, jadi Yi Gak mengatakan pada Park-ha kalau dia pangeran, bingkai dari negeri ini dan oleh karena itu tidak bisa difitnah. Apa yang Park-ha minta sebagai kompensasi?
Park-ha, sambil mengumpulkan jubah bangsawan mereka, memerintahkan para pria Joseon itu membersihkan apartemennya. Dia tetap mengancam keempat pria itu akan mengirim mereka kembali ke kantor polisi, lalu dia meminta petugas laundry menyimpan jubah2 itu untuknya. Tidak untuk dibersihkan tapi sebagai jaminan – Park-ha mengarah ke cerita ‘Peri dan Pemotong Kayu’ dimana sang peri tidak bisa kembali ke surga sebab sang pemotong kayu menyembunyikan pakaian sang peri.

Dalam kasus ini, Park-ha adalah sang pemotong kayu dan keempat pria Joseon adalah para perinya. Wkwkw. Dan Park-ha bergumam pada dirinya sendiri: cara itu yang membuat mereka bekerja seperti budak. Park-ha menambahkan harga atas semua barang yang mereka hancurkan. Dan mereka tentu tidak bisa kabur tanpa pakaian mereka!
Sementara itu, Park-ha memberikan mereka empat pakaian olahraga untuk dipakai. Park-ha bahkan harus menunjukkan bagaimana cara menarik risleting untuk mereka dan menggunakan Yi Gak sebagai modelnya, yang secara tidak sengaja membuat mereka berada dalam jarak berciuman.

Park-ha mengajak mereka bekerja di toko untuk mengangkut barang dimana mereka akan membayar 220.000 won hutang mereka pada Park-ha. Man-bo bertanya berapa banyak kerja yang harus dilakukan untuk memenuhi jumlah itu. Park-ha: Oh, aku mulai bisa berkomunikasi dengan Paman Hijau disini (Man-bo memakai baju hijau!). Park-ha mengatakan kalau tiga orang akan bekerja selama delapan hari sebab satu orang hanya berdiri dan menolak bekerja.
Yi Gak meminta bajunya dikembalikan, yang diabaikan Park-ha. Yi Gak marah2 pada Park-ha dan Park-ha mengatakan bajunya akan dikembalikan setelah hutang mereka lunas. Yi Gak bergumam sendiri kalau dia ingin sekali menghukum Park-ha dengan gaya lama: DIPUKULI!

Tae-mu menelpon Se-na untuk diajak makan siang sekalian menggali info soal Park-ha. Tae-mu mengatakan kalau wajah Park-ha tidak asing. Mungkin dia pernah belajar di luar negeri? Se-na marah, sebab dia harus menutupi masa lalunya yang gelap dan berbohong kalau Park-ha menghabiskan masa lalunya di desa dan baru datang ke Seoul.

Nenek mengalami masalah kesehatan dan harus dibawa ke rumah sakit. Se-na menemaninya – dan ternyata dia adalah sekretaris di perusahaan nenek, yang akhirnya memberitahu kita bagaimana dia mengenal Tae-mu.

Waktunya makan siang. Ramyun. Dan para pria Joseon mengikuti cara Park-ha, mulai dari cara dia memegang sumpit sampai membuka ramyun!
Para pria Joseon melompat ketakutan saat mendengar hp Park-ha berdering dan Park-ha mengatakan kalau itu bukan ancaman, lalu dia bergumam pada dirinya sendiri: ini sungguhan atau hanya akting? Aku benar2 tidak tahu. Yang menelpon adalah Se-na, yang ingin bicara, jadi Park-ha setuju untuk langsung menuju RS. Park-ha memperingatkan agar mereka menjauh selama pembicaraan dan Yi Gak marah lagi serta ingin menghukum Park-ha lagi. Kali ini dengan menjepit tangannya hingga berdarah!

Se-na membicarakan pertemua pagi mereka itu dan Park-ha menjamin kalau mereka semua sudah dewasa dan tidak ada alasan untuk khawatir dengan semua masalah seperti itu (Tae-mu yang ada di apartemen Se-na). Tapi Se-na memiliki pandangan yang berbeda: pertemua mereka baru sejak dua tahun lalu dan Park-ha tidak seharusnya mencoba dekat dengan dia atau ibunya. Mereka tidak punya hubungan darah dan hubungan mereka aneh.
Park-ha terluka – keluarganya menjauh lagi darinya, kali ini sengaja menolaknya. Park-ha bertanya apa dia berbuat kesalahan dan Se-na menjawab kalau ini bukan masalah sikap: masalahnya adalah memaksakan hubungan ketika memang tidak ada lagi hubungan.
Yi Gak berjalan-jalan dan melewati jendela kafe dimana Park-ha dan Se-na sedang mengobrol. Dia membeku melihat Se-na lalu mengejarnya ketika dia melewati kafe, memanggil: Putri, ini aku! Lalu dia berjalan ke arah pintu kaca.
Park-ha juga bangkit akan pergi dan melihat Hijau, Biru, dan Kuning melewati jendela, dalam perjalanan mereka menyelamatkan Pangeran merah. Yi Gak bangun di RS dengan perban mini menempel di hidungnya, dan empat wajah familier mengelilinginya.

Masih ingat pada Putri, Yi Gak langsung keluar, tapi dia harus kecewa. Dia duduk di bangku taman dengan hati berat, sedangkan anak buahnya berlutut dihadapannya, tidak sadar pada tatapan aneh orang lain. Yi Gak mengatakan kalau dia melihat Putri, sedih sebab harus kehilangan dia lagi.

 Park-ha kesal lagi dan bergabung dengan keempat orang itu, menarik hidung Yi Gak dan membuatnya kesakitan. Dia marah karena harus membayar biaya RS Yi Gak juga dan menambahkannya ke dalam table hutang mereka. Park-ha menarik Yi Gak untuk menunggu sesuatu tapi Yi Gak bangkit dan mulai mencari Putrinya. Park-ha mendesis dan Yi Gak pun duduk kembali.

Saat nenek sedang jalan2 dengan kuris roda menglilingi lorong RS, dia melihat Yi Gak sekilas sedang duduk dan nenek menjadi kaget sekali. Itu Tae-yong! Tapi waktu nenek sampai di ruang tunggu, dia sudah pergi.

Nenek mengumpulkan keluarganya malam itu dan dengan sedih memutuskan kalau dia pasti sudah mengkhayal melihat Tae-yong. Yang membuat semua orang tenang adalah nenek memutuskan kalau dia harus melepaskan kepergian Tae-yong.

 Note: kerajaan belanja mereka sebearnya dibangun oleh suami nenek, sekarang sudah meninggal. Nenek ingin mewariskan perusahaan itu kepada anaknya, tapi anak dan menantunya meninggal karena kecelakaan mobil dan dia membesarkan Tae-yong, cucunya, untuk mewariskan perusahaan. Anak tirinya bekerja bersamanya, tapi dia tidak mau anak tirinya menjadi pewaris – atau pun anaknya, Tae-mu. Ada juga seorang ipar yang menjadi bibi bagi Tae-yong dan Tae-mu.

Ayah Tae-mu mengambil kesempatan ini untuk mendekatkan putranya: Tae-mu bisa pindah ke rumah nenek untuk menjaganya. Nenek dengan enggan setuju agar barang2 Tae-yong dipindahkan dan Tae-mu masuk ke rumah nenek.

Para pria Joseon kini bisa menerima kalau mereka telah pindah ke 300 tahun ke masa depan dan memutuskan kalau rumah Park-ha adalah jalan mereka dari dunia mereka jadi disini juga bisa jadi kunci untuk kembali. Karena itulah, mereka tidak boleh pergi. Yi Gak menyimpulkan karena mereka berpindah setelah mengetahui kalau putri diracun, lalu melihat putri di dunia ini, kedua hal itu berhubungan.
Selagi yang lain teridur, Yi Gak dan Park-ha tetap terbangun. Keduanya memikirkan Se-na, tapi untuk alasan yang berbeda: Yi Gak mengingat istrinya, sedangkan Park-ha terluka oleh saudaranya yang ingin memutuskan hubungan mereka.

Park-ha keluar untuk mengirup udara segar dan menemukan Yi Gak. Yi Gak mengatakan kalau dia merasa putus asa, jadi Park-ha mengambil soju dan krim. Park-ha menuangkan minuman, lalu menempelka krim di mulut Yi Gak. Park-ha tertawa melihat wajah Yi Gak pernuh krim tapi dia juga berlumur krim ketika dia bersin. Mereka menghabiskan sebotol soju dan Yi Gak mendekat untuk mengatakan: wajahmu merah sekali.

Yi Gak memegang wajah merah Park-ha dengan tangannya dan mengatakan agar Park-ha diam: Bagus! Park-ha menjadi tidak nyaman ketika Yi Gak semakin mendekat dan mendekat lalu mengatakan: tanganku dingin dan sekarang sudah hangat. Yi Gak tertawa dan Park-ha bergumam tentang Yi Gak yang seperti anak kecil.

Park-ha bertanya usia Yi-gak dan dia menjawab 300 tahun lebih tua darimu. Mendengar itu, Park-ha mengatakan kalau mereka berkata jujur dan bertanya: Apa kalian benar2 berasal dari Joseon? Yi Gak mengangguk dan Park-ha berkata: Daebak!

Sekarang Park-ha sepertinya percaya dan pada pagi harinya, dia mengajarkan mereka cara hidup modern, seperti mengajar mereka cara sikat gigi. Tapi mereka berempat malah meminum air kumur2nya!
Toilet menjadi hal paling menakjubkan, sampai Man-bo ingat apa yang dia lakukan pada benda itu saat pertama kali melihatnya. Selanjutnya, mereka belajar mencuci baju, menghidupkan kompor, dan menyeberang jalan.
Di perempatan jalan, Park-ha menunjuk lampu merah dan Pangeran Merah melihat pakaiannya dan berpikir kalau ini adalah kewajibannya. Dia dengan tegas berkata: Berhenti disini! Lalu lampu berubah hijau dan Park-ha mengatakan: Hijau! Jadi Man-bo melihat bajunya dan mengerti perintahnya: Ikuti aku!

Park-ha mengajari mereka naik bus dan menyadari kalau para pria Joseon itu tidak memaki alas kaki. Ternyata mereka melepas alas kakinya sebelum naik bus. Di toko, Park-ha mengajari para pria itu bagaimana membayar barang2, memperingatkan mereka untuk membedakan setiap pembayaran. Para pria itu mengenali Raja Sejong pada uang 10.000 won dan membungkuk: Yang Mulia!

Park-ha mendapat telpon dari ibu tirinya yang meminta bantuan Park-ha dengan truknya sebab Se-na ingin beberapa barang dipindahkan. Park-ha enggan, tahu kalau Se-na ingin mengeluarkannya dari hidupnya. Tapi ibu memohon dan Park-ha menyerah.

Dan dibelakangnya, Yi Gak tersandung karena ketakutan melihat escalator! Park-ha tiba di rumah dan mengatakan kalau dirinya adalah petugas pemindahan. Dia mengatakan agar Yi Gak tetap dia di tempatnya selagi dia memindahkan kotak2, meminta tiga yang lainnya untuk membantunya.

Jadi Yi Gak diantar masuk oleh pembantu, yang menuntunnya ke kamar Tae-yong. Yi Gak masuk ke dalam, berhenti setelah melihat pemandangan yang menakutkan:foto Tae-yong di dinding. Dia kaget dan untuk lebih memastikan lagi, dia melihat dirinya di cermin, dengan bayangan foto Tae-yong tepat di sebelahnya.

Nenek masuk ke ruangan itu untuk mengucapkan selamat tinggal pada benda2 milik Tae-yong dan kaget melihat Yi Gak. Nenek ingin memeluknya, sambil memanggil nama Tae-yong.

Park-ha kembali dengan kotak2nya dan mulai menaikkannya ke mobil, tepat saat mobil mewah parkir di depannya. Dari mobil keluar Tae-mu dan Se-na. Tae-mu terserang dejavu lagi tapi dia menyembunyikan reaksinya lalu masuk ke dalam.
Nenek menyapa Tae-mu dengan senang dan mengumumkan kalau Tae-yong telah kembali.

0 komentar:

Posting Komentar